Wednesday, 2 April 2014

Indonesiaku, Indonesia Hebat.


bertemu Pak Bibit ketika di gunung Lawu


Sewaktu SMA saya bingung mengapa orang suka dengan kegiatan pendakian, padahal yang dilihat pun pohon, awan, dan pemandangan sunrise dan sunset. Apalagi untuk kaum perempuan, kegiatan seperti ini sangat membahayakan.

Perama kali  mendaki, saya semakin mengerti mengapa orang selalu ingin mendaki gunung. Keindahan alamnya tidak dapat diceritakan secara teliti, karena keindahan itu hanya dapat benar-benar dirasakan, maka makna dibalik keindahannya benar-benar memberikan pengalaman dan pembelajaran yang berharga atas hidup dan syukur. Pendakian ke Lawu adalah pertama kalinya saya mendaki gunung yang sesungguhnya. semakin ke puncak semakin saya menyadari betapa kecilnya raga ini di semesta, dan semakin saya merasakan besarnya Kuasa Illahi. Pencipta yang luar biaasa, untuk dilihat oleh saya, manusia biasa. Kuasa-Mu terlihat nyata dalam keindahan alam, manusia tidak ada apa-apanya, saya wajib bersyukur. 

Setelah pendakian perdana itu, saya benar-benar tergila-gila dengan keindahan alam Indonesia, gunung, tinggi dan berbahaya. Hijaunya hutan, segarnya udara, semilir anginnya, memerikan kesejukan jiwa dan raga, memberikan kelegaan rohani, meaningfull.  Ambisi untuk menggapai puncak lainnya semakin menggebu-gebu, namun saya sadar akan satu hal:


"suatu bangsa tidak akan pernah kekurangan pemimpin apabila generasi mudanya suka mendaki gunung" - Henry Dunant
 
Saya percaya, dari situlah Indonesia mempunyai pemimpin yang hebat, layaknya Pak Jokowi di masa kuliah dulu pernah tergabung di dalam komunitas pecinta alam di kampusnya, Pak Ganjar pun demikian.  Indonesia mampu menjadi negeri yang hebat karena pemimpin yang hebat pula. Suatu kesenangan tersendiri ketika pendakian ke Lawu yang kedua pada bulan September tahun lalu saya dihadapkan dengan kenyataan bahwa Pak Bibit yang dahulunya pemimpin Provinsi dimana saya tinggal sedang mendaki gunung. Di usia yang tidak lagi muda beliau mampu menuntaskan rutinitas di masa mudanya, yaiutu mendaki gunung. Indonesia Hebat, karena pemimpinnya pun hebat. Salut.

Begitu banyak pembelajaran yang saya dapatkan dari setiap langkah pandakian, bahwa manusia tidak ada sedikitpun kuasa untuk bersikap sombong, dan tinggi hati. Kesabaran, Keberanian, dan Keteguhan adalah bekal dari perjuangan dan pengorbanan, mental unutk tidak cepat menyerah dan berputus asa dalam pendakian memberikan gambaran kehidupan yang sebenarnya, bukan di zona nyaman. Bahwa semua tidak ada kesia-siaan, semua ada karena alasan. Dalam pendakian menuju puncak ada banyak hal yang saya rasakan, di alam, kita benar-benar menjadi manusia dengan sifat dan karakter asli yang melekat pada diri kita, tidak ada modifikasi, tidak ada topeng.


Pendakian mulai sulit ketika fisik melemah, pun dengan mental. Kesabaran untuk sampai puncak harus selalu tertanam pada pendaki. Dan inilah yang seharusnya ada dalam kehidupan, ketika kita ingin mencapai suatu titik kesuksesan, kita tidak boleh cepat menyerah, selalu sabar dan terus berusaha, sekecil apapun usaha yang dapat dilakukan, jangan pernah merasa sis-sia, yang paling penting adalah terus bergerak untuk sampai puncak. Move on!!


Setiap orang memiliki makna yang berbeda pada setiap pendakiannya. Namun, semua kembali pada kesimpulan bahwa hidup adalah perjuangan dan pengorbanan, keberanian dan kesabaran adalah pelengkap yang tak tergantikan. Setelah usaha, maka tawakal adalah cara untuk tetap bersyukur. Percayalah semua terjadi karena dan untuk sebuah alasan, dan hikmah yang terkandung di dalamnya memberi pengalaman dan pembelajaran, bukan penyesalan.




Note: Catatan ini saya ikutsertakan dalam kompetisi blog Indonesia Hebat.

No comments:

Post a Comment