bertemu Pak Bibit ketika di gunung Lawu |
Perama
kali mendaki, saya semakin mengerti mengapa orang selalu ingin mendaki
gunung. Keindahan alamnya tidak dapat diceritakan secara teliti, karena
keindahan itu hanya dapat benar-benar dirasakan, maka makna dibalik
keindahannya benar-benar memberikan pengalaman dan pembelajaran yang
berharga atas hidup dan syukur. Pendakian ke Lawu adalah pertama kalinya
saya mendaki gunung yang sesungguhnya. semakin ke puncak semakin saya
menyadari betapa kecilnya raga ini di semesta, dan semakin saya
merasakan besarnya Kuasa Illahi. Pencipta yang luar biaasa, untuk
dilihat oleh saya, manusia biasa. Kuasa-Mu terlihat nyata dalam
keindahan alam, manusia tidak ada apa-apanya, saya wajib bersyukur.
Setelah
pendakian perdana itu, saya benar-benar tergila-gila dengan keindahan
alam Indonesia, gunung, tinggi dan berbahaya. Hijaunya hutan, segarnya
udara, semilir anginnya, memerikan kesejukan jiwa dan raga, memberikan
kelegaan rohani, meaningfull. Ambisi untuk menggapai puncak lainnya semakin menggebu-gebu, namun saya sadar akan satu hal:
"suatu bangsa tidak akan pernah kekurangan pemimpin apabila generasi mudanya suka mendaki gunung" - Henry Dunant
Saya
percaya, dari situlah Indonesia mempunyai pemimpin yang hebat, layaknya
Pak Jokowi di masa kuliah dulu pernah tergabung di dalam komunitas
pecinta alam di kampusnya, Pak Ganjar pun demikian. Indonesia mampu
menjadi negeri yang hebat karena pemimpin yang hebat pula. Suatu
kesenangan tersendiri ketika pendakian ke Lawu yang kedua pada bulan
September tahun lalu saya dihadapkan dengan kenyataan bahwa Pak Bibit
yang dahulunya pemimpin Provinsi dimana saya tinggal sedang mendaki
gunung. Di usia yang tidak lagi muda beliau mampu menuntaskan rutinitas
di masa mudanya, yaiutu mendaki gunung. Indonesia Hebat, karena
pemimpinnya pun hebat. Salut.
Begitu banyak pembelajaran yang saya dapatkan dari setiap langkah pandakian, bahwa manusia tidak ada sedikitpun kuasa untuk bersikap sombong, dan tinggi hati. Kesabaran, Keberanian, dan Keteguhan adalah bekal dari perjuangan dan pengorbanan, mental unutk tidak cepat menyerah dan berputus asa dalam pendakian memberikan gambaran kehidupan yang sebenarnya, bukan di zona nyaman. Bahwa semua tidak ada kesia-siaan, semua ada karena alasan. Dalam pendakian menuju puncak ada banyak hal yang saya rasakan, di alam, kita benar-benar menjadi manusia dengan sifat dan karakter asli yang melekat pada diri kita, tidak ada modifikasi, tidak ada topeng.
Begitu banyak pembelajaran yang saya dapatkan dari setiap langkah pandakian, bahwa manusia tidak ada sedikitpun kuasa untuk bersikap sombong, dan tinggi hati. Kesabaran, Keberanian, dan Keteguhan adalah bekal dari perjuangan dan pengorbanan, mental unutk tidak cepat menyerah dan berputus asa dalam pendakian memberikan gambaran kehidupan yang sebenarnya, bukan di zona nyaman. Bahwa semua tidak ada kesia-siaan, semua ada karena alasan. Dalam pendakian menuju puncak ada banyak hal yang saya rasakan, di alam, kita benar-benar menjadi manusia dengan sifat dan karakter asli yang melekat pada diri kita, tidak ada modifikasi, tidak ada topeng.
Pendakian
mulai sulit ketika fisik melemah, pun dengan mental. Kesabaran untuk
sampai puncak harus selalu tertanam pada pendaki. Dan inilah yang
seharusnya ada dalam kehidupan, ketika kita ingin mencapai suatu titik
kesuksesan, kita tidak boleh cepat menyerah, selalu sabar dan terus
berusaha, sekecil apapun usaha yang dapat dilakukan, jangan pernah
merasa sis-sia, yang paling penting adalah terus bergerak untuk sampai
puncak. Move on!!
Setiap
orang memiliki makna yang berbeda pada setiap pendakiannya. Namun,
semua kembali pada kesimpulan bahwa hidup adalah perjuangan dan
pengorbanan, keberanian dan kesabaran adalah pelengkap yang tak
tergantikan. Setelah usaha, maka tawakal adalah cara untuk tetap
bersyukur. Percayalah semua terjadi karena dan untuk sebuah alasan, dan
hikmah yang terkandung di dalamnya memberi pengalaman dan pembelajaran,
bukan penyesalan.
Note: Catatan ini saya ikutsertakan dalam kompetisi blog Indonesia Hebat.
No comments:
Post a Comment